Memang
benar bahwasanya Ibu adalah madrasah,
namun tidak berarti peran Ayah
dikesampingkan dalam tarbiyah anak. Kerjasama yang baik antara ibu dan
ayah yang dilandasi keikhlasan dan ilmu Isnya Allah akan berbuah positif
bagi tarbiyah anak.
effective fathering...
Berikut ini nukilan perkataan para Ayah tersebut:
1. Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu. Zaid bin Aslam meriwayatkan
dari ayahnya bahwa Umar radhiyallahu anhu melakukan shalat malam selama
waktu yang Allah kehendaki, hingga ketika di akhir malam maka beliau
membangunkan keluarganya (istri dan anaknya) seraya berkata
membangunkan: “Ayo sholat! Ayo sholat!! Dan beliau membacakan ayat: “Dan
perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan sholat dan bersabarlah kamu
dalam mengerjakannya.” (QS Thaha: 132)
2. Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu. Usman al Hathibi berkata: saya mendengar Ibnu Umar berkata kepada seseorang:
أدِّب اِبْنَكَز فإنك مَسْؤُوْلٌ عَنْ وَلَدِ كَ مَا أَدَّبْتَهُ؟ وَمَا ذَا عَلَّمْتَهُ
“Addib (Ajarkan adab/bimbinglah) putramu karena engkau bertanggung
jawab tentang anakmu adab apa yang engkau tanamkan kepadanya dan ilmu
apa yang engkau ajarkan kepadanya?” (Syu’abul Iman, Baihaqi, 8295)
Seandainya apa yang dikatakan Ibnu Umar menjadi kesadaran seluruh ayah muslim niscaya generasi muslim ini menjadi pemimpin.
3. Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu berkata: “Adalah Zaid bin Tsabit
termasuk orang yang paling humoris di keluarganya.” (Syu’abul Iman,
Baihaqi, 7852)
Ingin memiliki anak yang shalih dan ingin menjadi
orang tua yang ditaati bukan berarti selalu serius dan tegang dalam
hubungannya setiap hari, melainkan bisa dengan senyum, humor, dan canda,
tetapi ada sikap tegas yang mengiringi dan mengawalnya. Maka jadilah
singa di luar rumah dan jadilah lembut seperti anak kecil di dalam
rumah.
4. Urwah Bin Zubair radhiyallahu ‘anhu. Shahabat
sekaligus kerabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu biasa
memerintah putra-putranya untuk puasa, jika mereka sudah mampu.” (al
Iyal 1/470)
Oleh karena itu kami menghimbau para orang tua, bapak
dan ibu untuk melatih anak-anaknya puasa sunnah bersama-sama dengan
orang tuanya sejak anak itu mampu untuk diajak puasa, lebih-lebih kalau
itu puasa Ramadhan.
5. Muawiyyah bin Qurrah rahimahullah.
Muawiyah bin Qurrah mengatakan bahwa ayahnya berkata kepada anak-anaknya
jika mereka sudah sholat ‘isya: “Wahai putra-putraku, tidurlah, semoga
Allah membri kebaikan kepada kalian dari mala mini.” (Al Zud, Imam
Ahmad, 234)
Demikianlah seharusnya seorang Ayah memperhatikan
anak-anakmya memastikan mereka sholat Isya berjamaah lalu menasehati
mereka untuk segera tidur agar mendapat kebaikan.
6. Ahmad bin
Hanbal rahimahullah. Shalih bin Ahmad bin Hanbal berkata: “Ayah saya itu
apabila datang kepada beliau seorang yang zuhud beliau menyuruh saya
untuk melihat dan memperhatikannya, karena beliau ingin agar aku menjadi
seperti orang itu (Al Siyar, 12/530)
Inilah salah satu pendidikan
yang sukses, orang tua selalu mengenalkan dan mengikat anak dengan
figure yang shalih yang menjadi contoh bagi gantungan cita-cita
anak.Tidak seperti zaman sekarang ini, anak-anak mencari sendiri figur
yang diidolakan melalaui televisi dan dunia hiburan. Sungguh jauh antara
hasil akhir dari dua model “pendidikan” tersebut!
7. Muslim al
Hanafi berkata, “Berbuat baiklah kepada anakmu karena hal itu lebih
layak agar dia berbakti kepadamu. Sesungguhnya siapa yang mau, bisa saja
ia durhaka kepada anaknya.” (Ibnu Abiddunya, An Nafaqah ‘ala al iyal
1/05 no. 149)
Ungkapan Muslim al Hanafi ini mengingatkan kita semua
agar menanam apa yang ingin kita petik buahnya, jika kita menanam
kebaikan maka kita akan memetik buah kebaikan, namun jika menanam pohon
keburukan maka jangan salahkan dan jangan menyesal jika yang keluar
adalah buah kedurhakaan. Artinya perilaku anak adalah hasil pendidikan
yang dia dapatkan dan perilaku orang tua yang dia saksikan. Pepatah
mengatakan “Sebagaimana engkau menanam engkau akan mengetam, dan apa
yang engkau tanam itulah yang akan engkau ketam.”
8. Abdullah
bin Isa rahimahullah berkata: “Umat ini senantiasa dalam kebaikan selagi
anak-anaknya belajar al Qur-an.” (an Nafaqah ‘ala al Iyal 1/480 no 309)
Imam Ibnu Abid Dunya rahimahullah menulis atsar ini dengan judul “Bab
mengajari anak-anak kecil al qur-an” lalu ia menuturkan hadits dengan
sanadnya dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa arasululla shallalahu
alaihi wa sallam bersabda:
Barangsiapa yang mengajari anaknya al
Qur-an maka nanti di hari kiamat dia kan diberi kalung (medali) yang
dikagumi oleh manusia yang pertama dan manusia yang terakhir (Disebutkan
oleh al Muttaqi al Hindi dalam Kanzul Ummal 1/533 no. 2386) . Setelah
itu Imam Ibnu Abid Dunya menyebutkan perkataan Abdullah bin Isa di atas.
Apa yang disebutkan oleh Abdullah bin Isa adalah benar bahkan hal
tersebut diakui oleh orang-orang kafir. Disebutkan bahwasanya Willian
Ewert Gladsone seorang Perdana Menteri Inggris pada periode 1868-1874,
1880-1885, 1886-1892, 1892-1894 pernah berkata, “Selama al Qur-an masih
berada di tangan kaum muslimin, Eropa tidak akan sanggup menguasai Timur
(Islamic East)” Bahkan dikabarkan dia juga berkata, “Keadaan Timur
tidak akan tegak selagi tidak diangkat hijab dari wajah Musimah dan
ditutupkan pada Al Qur-an.”
9. Muhammad bin Sirrin rahimahullah berkata: dulu dikatakan, “Muliakan anakmu dan baguskanlah dalam membimbingnya.”
10. Sufyan Ats Tsauri rahimahullah berkata: dulu dikatakan, “Diantara
hak anak atas orang tua adalah memperbaiki akhlaknya.” (Al Iyal 1/505)
Mubarak bin Said berkata, Sufyan menulis surat kepadaku: “Amma ba’du,
hendaklah engkau mengurus keluargamu dengan baik, dan hendaklah kematian
menjadi perhatianmu. Wassalam.” (Al Hilyah, 7/52)
Sufyan Ats
Tsauri juga berkata; “Hendaklah seorang ayah itu memaksa anaknya untuk
belajar ilmu, karena dia akan ditanya tentangnya.” (Al Siyar, 7/273)
~WAHANA BELAJAR UNTUK YANG BERJIWA HANIF~
EFFECTIVE PARENTING: EFFECTIVE FATHERING DALAM UPAYA PENDIDIKAN KARAKTER
Tulisan ini kami nukil dari artikel yang ditulis Ustadz Agus Hasan
Bashari, Lc. M. Ag dalam majalah Al Umm edisi 02 & 03 th.01 dalam
rubrik yang bernama CERMIN SALAF bertajuk Mendidik Anak, Membimbing
Istri & Melayani Keluarga. Beliau menukil dari sebuah kitab berjudul
Min Akhbaris Salaf karya Syaikh Zakariya Ibnu Ghulam Qadir al
Bakistani.
Dalam muqaddimah rubrik tersebut Ustadz Agus
mengatakan, “Tujuan rubrik ini adalah MEMBERIKAN GAMBARAN KONGKRIT BAGI
KETINGGIAN AKHLAK ISLAM YANG TELAH DIPERANKAN GENERASI SALAFUSH SHALIH
yang dengan setia mengikuti teladan mereka Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam. Karena kita ingin mengikuti jejak langkah kebaikan
kaum salaf, maka membaca dan mempelajari adab, akhlak dan hikmah dan
sejarah mereka adalah penting.”
Dalam artikel ini dinukil
beberapa perkataan Ayah shalih dengan harapan memotivasi para ayah untuk
menerapkan ‘effective fathering’.
>>>
https://www.facebook.com/Yayasan.Alhanif?ref=stream